Dalam dunia akademik, orisinalitas adalah fondasi dari kredibilitas dan integritas ilmiah. Oleh karena itu, plagiarisme menjadi salah satu pelanggaran paling serius dalam penulisan jurnal ilmiah. Plagiarisme tidak hanya mencederai nilai ilmiah dari sebuah tulisan, tetapi juga dapat berdampak buruk pada reputasi penulis, institusi, dan bahkan jurnal itu sendiri. Untuk itu, deteksi plagiarisme menjadi langkah penting sebelum naskah dikirimkan ke penerbit.
Dalam konteks penulisan jurnal, plagiarisme dapat muncul dalam berbagai bentuk: pengambilan teks tanpa menyebut sumber, parafrase yang tidak tepat, hingga pengambilan ide orang lain tanpa atribusi. Meskipun sebagian besar kasus bukan karena niat buruk, kelalaian dalam sitasi sering kali menjadi penyebab utama. Di sinilah peran tools cek plagiarisme menjadi penting sebagai upaya preventif.
Banyak jurnal bereputasi seperti yang terindeks Scopus atau SINTA mensyaratkan hasil cek plagiarisme di bawah ambang batas tertentu—biasanya 20% atau bahkan lebih rendah. Penulis yang tidak mengecek naskahnya sebelum dikirim berisiko tinggi mengalami penolakan langsung (desk rejection) dari editor karena kemiripan yang terlalu tinggi.
Tools plagiarisme membantu penulis untuk mengevaluasi kualitas parafrase, sitasi, dan penggunaan referensi dalam tulisan mereka. Alat ini memberikan laporan detail tentang bagian-bagian mana saja yang serupa dengan karya lain dan menyediakan tautan ke sumber asli yang terdeteksi. Hal ini sangat membantu penulis dalam memperbaiki naskah secara sistematis.
Dengan semakin tingginya standar publikasi ilmiah, menggunakan tools cek plagiarisme bukan lagi pilihan tambahan, melainkan bagian integral dari proses penulisan akademik yang etis dan bertanggung jawab.
Baca Juga : Jurnal Ilmiah Open Access: Membuka Akses Ilmu Pengetahuan untuk Semua
Kriteria Tools Plagiarisme yang Efektif untuk Jurnal
Tidak semua alat deteksi plagiarisme diciptakan sama. Ada beberapa kriteria penting yang perlu diperhatikan dalam memilih tools cek plagiarisme, khususnya untuk kebutuhan penulisan jurnal ilmiah. Kriteria ini membantu memastikan bahwa hasil yang diperoleh benar-benar akurat, relevan, dan sesuai dengan standar akademik internasional.
Pertama, akurasi deteksi merupakan faktor utama. Tools yang baik harus mampu membandingkan naskah dengan database luas yang mencakup artikel jurnal, repositori akademik, publikasi open access, dan web umum. Semakin luas basis datanya, semakin besar peluang plagiarisme dapat terdeteksi secara komprehensif.
Kedua adalah laporan hasil yang detail dan mudah dipahami. Tools terbaik biasanya menampilkan highlight atau warna pada bagian naskah yang mirip dengan sumber lain, serta memberikan tautan ke sumber asli. Laporan ini sangat membantu dalam mengoreksi naskah secara efisien.
Ketiga, kemampuan mendeteksi parafrase. Plagiarisme tidak selalu dalam bentuk copy-paste. Terkadang penulis mengubah struktur kalimat namun tetap menjiplak makna aslinya tanpa sitasi. Tools canggih seperti Turnitin atau iThenticate dapat mengenali praktik semacam ini.
Keempat, keamanan dan privasi naskah. Penulis harus memastikan bahwa tools yang digunakan tidak menyimpan atau mempublikasikan naskah yang diperiksa. Beberapa tools gratis memiliki risiko keamanan karena data pengguna bisa digunakan untuk hal lain.
Kelima, dukungan terhadap format akademik. Tools yang ideal harus bisa mendeteksi sitasi sesuai dengan gaya penulisan akademik (APA, MLA, Chicago) sehingga tidak salah mendeteksi kutipan sah sebagai plagiarisme.
Dengan memahami lima kriteria tersebut, penulis dapat memilih tools yang tidak hanya efektif mendeteksi plagiarisme, tetapi juga mendukung kualitas dan integritas akademik dari naskah jurnal yang ditulis.
Tools Cek Plagiarisme Jurnal yang Banyak Digunakan
Berikut adalah beberapa tools cek plagiarisme yang umum digunakan dalam publikasi jurnal ilmiah:
a. Turnitin
Turnitin merupakan tools yang paling populer di kalangan akademisi dan lembaga pendidikan. Selain mendeteksi plagiarisme, Turnitin memiliki fitur GradeMark untuk memberi komentar dan feedback. Basis datanya mencakup jurnal ilmiah, tugas mahasiswa, dan web publik. Sangat cocok untuk skripsi dan jurnal institusi pendidikan.
b. iThenticate
iThenticate dikembangkan oleh perusahaan yang sama dengan Turnitin, namun fokus untuk penulis profesional dan jurnal akademik. Banyak jurnal terindeks Scopus dan Springer menggunakan iThenticate dalam proses submission. Keunggulannya adalah basis data jurnal yang sangat luas dan akurasi tinggi.
c. Plagscan
Plagscan adalah tools berbasis web yang banyak digunakan oleh institusi Eropa. Tools ini memberikan laporan visual yang mendetail serta mendukung integrasi dengan berbagai platform LMS. Cocok untuk pengguna yang ingin hasil cepat dan akurat.
d. Grammarly Premium
Selain sebagai alat pengecek tata bahasa, Grammarly versi premium memiliki fitur deteksi plagiarisme. Basis datanya mencakup miliaran halaman web, namun tidak terlalu fokus pada jurnal ilmiah. Cocok sebagai pengecek awal.
e. Quetext
Quetext adalah tools yang cukup populer karena antarmukanya sederhana dan mudah digunakan. Meski gratis dalam versi terbatas, versi Pro memberikan hasil analisis mendalam. Cocok untuk penulis pemula.
Masing-masing tools memiliki keunggulan dan keterbatasan. Penulis sebaiknya memilih tools berdasarkan kebutuhan, anggaran, dan target jurnal yang dituju.

Tips Menggunakan Tools Plagiarisme Secara Efektif
Agar penggunaan tools cek plagiarisme berjalan maksimal, berikut adalah strategi yang dapat diterapkan:
a. Gunakan sebelum dan sesudah revisi
- Lakukan pengecekan awal sebelum submit agar tahu bagian mana yang bermasalah.
- Cek ulang setelah revisi untuk memastikan tidak ada kemiripan baru yang muncul.
b. Periksa sitasi dan daftar pustaka
- Beberapa tools bisa mendeteksi kutipan sah sebagai plagiarisme.
- Pastikan kutipan disertai nama penulis dan tahun publikasi sesuai gaya yang dipakai.
c. Lakukan parafrase dengan benar
- Hindari hanya mengganti kata dengan sinonim.
- Ubah struktur kalimat dan berikan interpretasi yang unik, lalu cantumkan sumber.
d. Jangan hanya bergantung pada tools gratis
- Tools gratis biasanya memiliki batasan database dan laporan tidak detail.
- Gunakan tools premium untuk naskah yang hendak dipublikasikan di jurnal bereputasi.
e. Hindari double submission
- Jangan mengirim artikel yang sama ke dua jurnal sekaligus.
- Tools bisa mendeteksi ini sebagai self-plagiarism.
Dengan menerapkan tips ini, penulis dapat memaksimalkan manfaat tools plagiarisme untuk menjaga orisinalitas dan mencegah penolakan dari jurnal tujuan.
Peran Institusi Akademik dan Dosen Pembimbing
Institusi pendidikan tinggi dan dosen pembimbing memiliki peran penting dalam mendorong penggunaan tools plagiarisme secara bijak. Langkah preventif ini harus menjadi bagian dari budaya akademik, bukan sekadar formalitas menjelang pengumpulan skripsi atau publikasi jurnal.
Pertama, kampus sebaiknya menyediakan akses resmi ke tools berlisensi seperti Turnitin atau iThenticate. Hal ini membantu mahasiswa dan dosen melakukan pemeriksaan tanpa harus menggunakan versi bajakan atau tools gratis yang tidak aman.
Kedua, penting untuk mengadakan pelatihan atau workshop penulisan ilmiah yang mencakup cara menggunakan tools plagiarisme, teknik parafrase, dan etika akademik. Dengan begitu, mahasiswa memahami bahwa plagiarisme bukan hanya soal copy-paste, melainkan juga menyangkut integritas ilmiah.
Ketiga, dosen pembimbing harus menjadi contoh dalam praktik publikasi yang etis. Bukan hanya memeriksa naskah mahasiswa, dosen juga perlu menyertakan pengecekan plagiarisme dalam proses bimbingan dan memberi masukan jika terdapat kemiripan yang tinggi.
Dengan kolaborasi antara institusi, dosen, dan mahasiswa, penggunaan tools cek plagiarisme dapat menjadi budaya yang sehat dan membangun kualitas akademik yang berkelanjutan.
Baca Juga : Panduan Publikasi Jurnal: Langkah-Langkah Strategis Menuju Publikasi Ilmiah yang Sukses
Kesimpulan
Tools cek plagiarisme jurnal merupakan alat penting dalam menjaga orisinalitas dan integritas penulisan ilmiah. Artikel ini telah membahas secara mendalam mengenai pentingnya mendeteksi plagiarisme, kriteria memilih tools yang efektif, berbagai jenis alat populer yang digunakan, serta tips penggunaannya yang optimal. Tidak kalah penting, peran institusi akademik juga sangat menentukan keberhasilan penerapan deteksi plagiarisme dalam publikasi jurnal.
Dengan memanfaatkan tools plagiarisme secara bijak dan sistematis, penulis dapat memastikan bahwa karyanya bebas dari pelanggaran etika dan layak untuk diterbitkan di jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Orisinalitas bukan hanya tuntutan teknis, melainkan cermin dari integritas seorang akademisi sejati.
Dan jika kamu membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah maupun konsultasi lebih lanjut tentang jasa kerjain tugas kuliah lainnya, maka kerjain.org siap membantu. Hubungi Admin Kerjain.org dan ketahui lebih banyak layanan yang kami tawarkan.