Paradigma berasal dari bahasa Yunani paradeigma yang berarti “contoh” atau “pola”. Dalam konteks ilmu pengetahuan, Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolutions mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat kepercayaan, nilai, dan teknik yang dianut oleh komunitas ilmiah tertentu. Paradigma berfungsi sebagai panduan dalam melihat dunia dan menentukan bagaimana suatu fenomena diteliti serta bagaimana interpretasi terhadap hasil dilakukan.
Dalam ilmu ekonomi, paradigma memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah penelitian. Sebagai ilmu sosial yang kompleks dan sering kali bersifat normatif, ekonomi tidak hanya bertumpu pada data dan angka, melainkan juga pada cara pandang terhadap fenomena sosial, interaksi manusia, serta peran lembaga dan nilai dalam menentukan hasil-hasil ekonomi. Oleh karena itu, paradigma menjadi dasar utama dalam merumuskan pertanyaan penelitian, merancang metodologi, hingga menarik kesimpulan.
Misalnya, ketika seorang peneliti berpandangan bahwa perilaku ekonomi bersifat rasional dan individualistik, maka paradigma yang digunakan bisa jadi paradigma positivistik atau neoklasik. Sebaliknya, jika peneliti melihat ekonomi sebagai hasil dari struktur sosial yang kompleks, maka pendekatan kritis atau institusionalis mungkin lebih relevan digunakan.
Paradigma juga memberikan kerangka bagi pembentukan teori dan model. Paradigma ekonomi neoklasik, misalnya, menekankan pada efisiensi pasar, pilihan rasional, dan keseimbangan. Sementara itu, paradigma ekonomi feminis atau ekologis menekankan pada aspek ketimpangan, hubungan kuasa, serta keberlanjutan.
Tanpa pemahaman terhadap paradigma, penelitian ekonomi berisiko kehilangan arah, bias dalam interpretasi, atau terjebak dalam generalisasi yang tidak tepat. Oleh karena itu, paradigma bukan sekadar teori atau metode, melainkan cara pandang mendasar yang membentuk keseluruhan proses ilmiah dalam ekonomi.
Baca Juga : Paradigma Penelitian Pendidikan: Memahami Arah, Pendekatan, dan Implikasinya terhadap Dunia Pendidikan Modern
Jenis-jenis Paradigma dalam Penelitian Ekonomi
Dalam perkembangannya, ilmu ekonomi memiliki beragam paradigma yang berkembang seiring waktu. Paradigma-paradigma ini sering kali lahir dari kritik terhadap paradigma sebelumnya atau sebagai respons terhadap perubahan sosial, politik, dan lingkungan global. Berikut adalah beberapa paradigma utama dalam penelitian ekonomi:
Pertama, paradigma positivistik/neoklasik, yang merupakan arus utama dalam ilmu ekonomi. Paradigma ini berpandangan bahwa realitas ekonomi dapat diukur secara objektif melalui data kuantitatif dan model matematis. Teori-teori dalam paradigma ini mengasumsikan bahwa individu bertindak secara rasional untuk memaksimalkan utilitas atau keuntungan. Pendekatan ini mendominasi kebijakan ekonomi arus utama dan sering digunakan dalam analisis makro dan mikroekonomi.
Kedua, paradigma kritis, yang menolak netralitas ilmiah dalam ilmu sosial, termasuk ekonomi. Paradigma ini melihat bahwa ilmu ekonomi tidak bebas nilai, dan sering kali berpihak pada kelompok tertentu. Peneliti dengan pendekatan ini biasanya menyoroti ketimpangan sosial, dominasi struktur ekonomi global, serta kritik terhadap kapitalisme. Karl Marx dan sekolah Frankfurt adalah contoh tokoh dalam paradigma ini.
Ketiga, paradigma institusionalis, yang menekankan peran lembaga, kebiasaan, hukum, dan norma dalam membentuk perilaku ekonomi. Paradigma ini menilai bahwa keputusan ekonomi tidak selalu rasional, melainkan dibentuk oleh konteks sosial dan institusional. Ekonom seperti Thorstein Veblen dan John R. Commons dikenal sebagai pelopor paradigma ini.
Keempat, paradigma feminis, yang mengkaji bagaimana peran gender dan relasi kuasa memengaruhi struktur ekonomi. Paradigma ini menekankan pentingnya memasukkan perspektif perempuan dan pekerjaan reproduktif dalam analisis ekonomi, yang selama ini diabaikan dalam pendekatan arus utama.
Kelima, paradigma ekologis, yang menekankan bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari batas ekosistem dan lingkungan. Paradigma ini mengkritik pertumbuhan ekonomi tanpa batas serta menekankan pentingnya keberlanjutan dan keseimbangan ekologis dalam perumusan kebijakan.
Beragamnya paradigma ini menunjukkan bahwa ekonomi bukanlah ilmu yang tunggal dan netral, melainkan sebuah medan perdebatan intelektual yang dinamis dan kontekstual.
Perbandingan antara Paradigma Ekonomi
Perbedaan antar paradigma ekonomi mencerminkan cara pandang yang beragam terhadap subjek dan objek penelitian. Berikut ini adalah beberapa aspek perbandingan utama antara paradigma-paradigma tersebut:
a. Ontologi (hakikat realitas)
- Positivistik: Realitas objektif, dapat diukur dan diprediksi.
- Kritis: Realitas sosial dibentuk oleh struktur dan relasi kuasa.
- Institusionalis: Realitas dibentuk oleh kebiasaan, norma, dan interaksi sosial.
b. Epistemologi (cara memperoleh pengetahuan)
- Positivistik: Ilmu yang netral, bebas nilai, melalui pengamatan empiris.
- Kritis: Ilmu tidak netral, harus berpihak untuk perubahan sosial.
- Feminist: Pengetahuan bersifat kontekstual, pengalaman perempuan valid sebagai sumber data.
c. Metodologi
- Positivistik: Kuantitatif, model matematika, eksperimen.
- Kritis: Kualitatif, analisis wacana, studi kasus historis.
- Ekologis: Integratif, berbasis sistem dan keberlanjutan.
d. Tujuan Penelitian
- Positivistik: Menjelaskan dan memprediksi perilaku ekonomi.
- Kritis: Membongkar ketimpangan dan membebaskan kelompok tertindas.
- Feminist: Mewakili pengalaman marginal dan membangun keadilan ekonomi.
e. Fokus Analisis
- Positivistik: Individu dan pasar.
- Institusionalis: Peran institusi dan norma.
- Ekologis: Hubungan antara sistem ekonomi dan lingkungan.
Dengan memahami perbandingan ini, peneliti dapat memilih paradigma yang paling sesuai dengan masalah dan konteks penelitian yang dihadapi.

Implikasi Paradigma terhadap Metodologi Penelitian Ekonomi
Paradigma yang dianut peneliti akan sangat memengaruhi pendekatan metodologis yang digunakan. Berikut adalah beberapa implikasinya:
a. Pemilihan Metode Penelitian
Penelitian ekonomi yang berparadigma positivistik akan lebih memilih pendekatan kuantitatif, seperti regresi, analisis data sekunder, dan pengujian hipotesis. Sementara paradigma kritis atau feminis lebih memilih kualitatif, seperti wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis naratif.
b. Formulasi Masalah
Paradigma positivistik cenderung menyederhanakan masalah ekonomi dalam bentuk variabel dan hubungan kausal. Paradigma kritis lebih melihat masalah sebagai hasil struktur sosial, seperti ketimpangan, eksploitasi, atau marginalisasi.
c. Teknik Pengumpulan Data
Paradigma kuantitatif akan menggunakan survei, data statistik, dan model ekonometrik. Sebaliknya, paradigma kualitatif mengandalkan wawancara, studi dokumen, dan studi lapangan.
d. Analisis dan Interpretasi Data
Dalam paradigma positivistik, analisis dilakukan secara objektif dan statistik. Dalam paradigma kritis atau ekologis, data dianalisis secara kontekstual dan disertai refleksi sosial-politik yang mendalam.
e. Validitas dan Etika Penelitian
Penelitian positivistik menilai validitas dari replikasi dan reliabilitas, sementara paradigma lain lebih menekankan validitas kontekstual, keterlibatan peneliti, serta tanggung jawab sosial dalam menyampaikan temuan.
Pemahaman terhadap implikasi ini membantu peneliti untuk konsisten antara paradigma, metode, dan tujuan penelitiannya, sehingga hasilnya valid dan bermakna secara ilmiah maupun sosial.
Tantangan dan Prospek Pengembangan Paradigma Penelitian Ekonomi
Perkembangan paradigma dalam penelitian ekonomi tidak terlepas dari tantangan yang kompleks. Salah satu tantangan utama adalah dominasi paradigma arus utama (mainstream), terutama ekonomi neoklasik yang menguasai kurikulum, jurnal, dan kebijakan. Hal ini membuat paradigma alternatif sulit berkembang karena dianggap tidak ilmiah atau terlalu normatif.
Tantangan lainnya adalah fragmentasi pendekatan, di mana banyak paradigma berjalan sendiri-sendiri tanpa dialog. Padahal, banyak fenomena ekonomi membutuhkan pendekatan interdisipliner dan kombinasi paradigma yang saling melengkapi.
Selanjutnya, masih minimnya literasi paradigma di kalangan mahasiswa dan peneliti muda. Banyak yang melakukan penelitian tanpa menyadari bahwa mereka telah memilih satu paradigma tertentu dan mengabaikan keberagaman pendekatan ilmiah.
Prospek ke depan cukup menjanjikan. Meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, ketimpangan global, dan krisis multidimensi membuka ruang bagi paradigma kritis, ekologis, dan feminis untuk berkembang. Digitalisasi data dan metode big data juga memperkaya pendekatan metodologis dalam berbagai paradigma.
Pendidikan dan pelatihan metode penelitian ekonomi harus mulai memperkenalkan paradigma secara eksplisit, tidak hanya sebagai teori, tapi juga sebagai panduan praktis dalam merancang dan menilai penelitian. Hal ini penting untuk membentuk peneliti ekonomi yang kritis, reflektif, dan bertanggung jawab secara sosial.
Baca Juga : Paradigma Penelitian Psikologi: Memahami Kerangka Berpikir dan Pendekatan Ilmiah dalam Kajian Perilaku Manusia
Kesimpulan
Paradigma dalam penelitian ekonomi adalah fondasi utama yang membentuk cara peneliti memahami, menyusun, dan menjawab persoalan ekonomi. Dengan memahami berbagai paradigma—baik positivistik, kritis, institusionalis, feminis, maupun ekologis—peneliti dapat melihat realitas ekonomi dari berbagai sudut pandang yang lebih kaya dan bermakna.
Paradigma bukan hanya memengaruhi teori dan metode yang digunakan, tetapi juga membawa implikasi terhadap etika, tujuan, dan keberpihakan penelitian. Oleh karena itu, pemilihan paradigma yang tepat menjadi langkah awal yang menentukan kualitas penelitian ekonomi secara keseluruhan.
Ke depan, perkembangan paradigma ekonomi harus diarahkan pada keterbukaan, kolaborasi antar pendekatan, serta keberanian untuk menjawab tantangan nyata masyarakat. Dengan begitu, penelitian ekonomi akan lebih relevan, solutif, dan berdampak luas bagi pembangunan manusia dan lingkungan secara berkelanjutan.
Dan jika kamu membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah maupun konsultasi lebih lanjut tentang jasa kerjain tugas kuliah lainnya, maka kerjain.org siap membantu. Hubungi Admin Kerjain.org dan ketahui lebih banyak layanan yang kami tawarkan.