Penelitian tindakan adalah metode penelitian yang berfokus pada pemecahan masalah melalui tindakan nyata yang disusun secara sistematis dan reflektif. Pendekatan ini melibatkan siklus perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang-ulang. Tujuannya adalah melakukan perubahan atau perbaikan terhadap praktik yang sedang berlangsung.
Secara teoritis, penelitian tindakan pertama kali dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an. Lewin menyatakan bahwa tindakan dan refleksi harus berjalan berdampingan dalam upaya menciptakan perubahan sosial yang bermakna. Dalam konteks pendidikan, gagasan ini diterjemahkan ke dalam praktik pembelajaran sehari-hari, di mana guru bertindak sebagai peneliti untuk memperbaiki kualitas pengajaran.
Karakteristik khas dari penelitian tindakan adalah partisipatif dan kolaboratif. Artinya, peneliti tidak berdiri sebagai pengamat pasif, melainkan sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam konteks penelitian. Penelitian ini tidak hanya menghasilkan data dan laporan, tetapi juga perubahan konkret dalam praktik nyata.
Landasan filosofis lain dari penelitian tindakan adalah pendekatan reflektif dan kontekstual. Refleksi dilakukan secara berkelanjutan setelah setiap tindakan, untuk memahami dampaknya dan merencanakan langkah berikutnya. Sementara itu, pendekatan kontekstual berarti bahwa tindakan yang diambil harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal, seperti karakteristik siswa, kurikulum, dan budaya sekolah.
Dengan demikian, penelitian tindakan bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi juga strategi perbaikan berkelanjutan dalam dunia kerja, terutama di bidang pendidikan. Tujuannya bukan hanya menghasilkan pengetahuan baru, tetapi lebih pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar secara langsung.
Baca Juga : Penelitian Tindakan Partisipatif: Konsep, Proses, dan Implementasi
Tujuan Utama Penelitian Tindakan dalam Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, tujuan penelitian tindakan sangat berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan praktik pembelajaran di ruang kelas. Tujuan tersebut bersifat ganda: memecahkan masalah dan mengembangkan kompetensi profesional. Dengan kata lain, guru sebagai peneliti tidak hanya ingin menyelesaikan kendala yang dihadapi, tetapi juga meningkatkan kualitas dirinya sebagai pengajar.
Tujuan pertama dan paling utama adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penelitian tindakan, guru dapat mengidentifikasi kelemahan dalam metode mengajar, teknik evaluasi, atau interaksi dengan siswa, lalu mencoba solusi tertentu untuk memperbaikinya. Siklus tindakan dan refleksi memungkinkan perbaikan dilakukan secara bertahap dan terukur.
Tujuan kedua adalah mengembangkan pemahaman terhadap praktik sendiri. Banyak guru yang tidak sadar akan pola mengajarnya karena rutinitas. Dengan melakukan penelitian tindakan, guru menjadi lebih sadar akan pendekatan, gaya mengajar, dan respon siswa. Kesadaran ini sangat penting dalam upaya pembelajaran sepanjang hayat bagi seorang pendidik.
Tujuan ketiga adalah menciptakan inovasi pembelajaran. Penelitian tindakan mendorong guru untuk mencoba hal-hal baru yang mungkin belum pernah diterapkan sebelumnya. Misalnya, mencoba model pembelajaran berbasis proyek, menerapkan media digital, atau mengubah bentuk asesmen. Inovasi ini, jika berhasil, bisa menjadi kontribusi nyata bagi sekolah bahkan dunia pendidikan secara luas.
Tujuan keempat adalah meningkatkan kolaborasi profesional antar guru. Penelitian tindakan mendorong terjadinya diskusi, kerja tim, dan saling belajar di antara sesama guru. Ini membangun budaya belajar profesional di sekolah dan memperkuat komunitas guru sebagai agen perubahan.
Akhirnya, penelitian tindakan bertujuan untuk memberdayakan guru sebagai pemilik kelas dan pembuat keputusan. Dalam sistem pendidikan yang sering terpusat, pendekatan ini memberi ruang bagi guru untuk menentukan cara terbaik mengajar sesuai dengan konteksnya sendiri. Hal ini sangat penting untuk membangun otonomi dan rasa tanggung jawab profesional.
Jenis-Jenis Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan dalam penelitian tindakan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis tergantung pada orientasi dan sasaran yang ingin dicapai. Berikut adalah jenis-jenis tujuan yang sering dijumpai:
a. Tujuan Diagnostik
Bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan. Tujuan ini menjadi titik awal dari sebuah penelitian tindakan, di mana peneliti ingin mengetahui penyebab dari permasalahan yang terjadi.
b. Tujuan Perbaikan
Fokus pada upaya peningkatan praktik tertentu yang telah berjalan, misalnya meningkatkan motivasi belajar siswa atau memperbaiki metode pembelajaran tertentu.
c. Tujuan Evaluatif
Bertujuan untuk menilai efektivitas suatu tindakan yang telah dilakukan. Dengan kata lain, peneliti ingin mengetahui apakah strategi atau pendekatan baru yang diterapkan benar-benar berdampak.
d. Tujuan Eksploratif
Berorientasi pada penemuan hal-hal baru dalam praktik pendidikan. Tujuan ini biasanya melibatkan pendekatan yang lebih kreatif dan eksperimental.
e. Tujuan Reflektif
Menekankan pada pengembangan pemahaman dan kesadaran diri dari pelaku tindakan. Tujuan ini sangat penting dalam membangun profesionalisme guru melalui refleksi atas pengalaman mengajar.

Strategi Merumuskan Tujuan Penelitian Tindakan yang Efektif
Merumuskan tujuan penelitian tindakan memerlukan strategi yang cermat agar arah penelitian menjadi jelas dan terfokus. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
a. Berdasarkan Masalah Nyata
Tujuan sebaiknya didasarkan pada masalah yang benar-benar terjadi di lapangan, bukan masalah teoritis atau asumsi. Hal ini menjamin relevansi dan urgensi tindakan yang dilakukan.
b. Spesifik dan Terukur
Tujuan harus spesifik agar tidak terlalu luas atau ambigu, serta terukur agar hasilnya bisa dievaluasi. Misalnya, “meningkatkan partisipasi siswa dalam diskusi kelompok sebesar 30% dalam dua bulan”.
c. Sesuai dengan Keterampilan Peneliti
Tujuan harus realistis dan sesuai dengan kemampuan peneliti serta sumber daya yang tersedia. Jika tidak, penelitian akan sulit dijalankan atau hasilnya tidak maksimal.
d. Dapat Diobservasi
Tujuan sebaiknya berkaitan dengan aspek yang bisa diamati dan dicatat, seperti perilaku siswa, interaksi dalam kelas, atau hasil belajar.
e. Relevan terhadap Kurikulum dan Konteks
Tujuan penelitian tindakan sebaiknya selaras dengan kurikulum yang berlaku serta konteks lokal kelas atau sekolah. Ini akan memudahkan integrasi hasil penelitian dalam praktik sehari-hari.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Tujuan Penelitian Tindakan
Meskipun memiliki potensi besar, merancang dan menjalankan penelitian tindakan bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesulitan merumuskan tujuan yang spesifik dan terukur. Banyak guru cenderung menuliskan tujuan yang terlalu umum sehingga sulit untuk diuji keberhasilannya.
Tantangan lainnya adalah waktu yang terbatas. Guru sering kali merasa kewalahan dengan beban mengajar dan administratif sehingga sulit menyisihkan waktu untuk merancang, melakukan, dan mengevaluasi tindakan.
Selanjutnya, ada keraguan terhadap kemampuan sendiri dalam melakukan penelitian. Banyak guru merasa tidak cukup “ilmiah” atau kurang percaya diri, apalagi jika belum memiliki latar belakang penelitian yang kuat.
Solusi untuk mengatasi hal ini antara lain:
- Pelatihan khusus tentang penelitian tindakan, terutama yang fokus pada perumusan tujuan dan penyusunan langkah-langkahnya.
- Pendampingan oleh akademisi atau rekan sejawat dalam proses penelitian.
- Membagi penelitian menjadi siklus kecil, agar lebih ringan dan memungkinkan refleksi bertahap.
- Membangun komunitas belajar guru, di mana praktik penelitian tindakan bisa dibagikan, ditiru, dan dikembangkan bersama-sama.
Dengan strategi tersebut, penelitian tindakan bisa menjadi kegiatan yang tidak hanya berdampak pada perbaikan pembelajaran, tetapi juga meningkatkan kapasitas guru sebagai profesional reflektif.
Baca Juga : Contoh Penelitian Tindakan: Konsep, Struktur, dan Implementasi dalam Dunia Pendidikan
Kesimpulan
Tujuan penelitian tindakan adalah elemen utama yang menentukan arah, fokus, dan keberhasilan dari proses penelitian itu sendiri. Dalam dunia pendidikan, penelitian tindakan bukan hanya alat untuk memecahkan masalah di kelas, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas diri guru, menciptakan inovasi pembelajaran, dan memperkuat budaya refleksi dalam praktik profesional.
Berbagai jenis tujuan—mulai dari diagnostik, perbaikan, evaluatif, eksploratif, hingga reflektif—memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan dan konteks lokal masing-masing. Namun, untuk memastikan tujuan ini efektif, diperlukan perumusan yang spesifik, realistis, dan relevan dengan praktik lapangan.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam implementasinya, penelitian tindakan tetap menjadi alat yang sangat kuat dalam mendorong transformasi pendidikan. Dengan komitmen dan dukungan yang tepat, guru dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih bermakna dan berkualitas bagi siswanya, dimulai dari satu langkah kecil yang ditujukan untuk perubahan besar.
Dan jika kamu membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah maupun konsultasi lebih lanjut tentang jasa kerjain tugas kuliah lainnya, maka kerjain.org siap membantu. Hubungi Admin Kerjain.org dan ketahui lebih banyak layanan yang kami tawarkan.