Plagiarisme tidak disengaja merujuk pada tindakan penggunaan karya, ide, atau gagasan orang lain tanpa mencantumkan sumber dengan benar, meskipun mahasiswa tidak berniat melakukannya. Misalnya, seorang mahasiswa menulis esai dengan mengambil beberapa kalimat dari artikel jurnal tanpa mencantumkan kutipan karena tidak mengetahui aturan sitasi. Dalam kasus lain, mahasiswa mungkin menggunakan parafrasa tetapi masih terlalu mirip dengan sumber asli sehingga tetap tergolong plagiarisme.
Fenomena ini sering kali muncul karena mahasiswa menganggap bahwa menyalin informasi dari internet bukanlah masalah besar, apalagi jika mereka merasa sudah mengubah sedikit susunan kata. Padahal, dalam dunia akademik, plagiarisme tetap dianggap pelanggaran serius meskipun dilakukan tanpa kesengajaan. Kesalahpahaman inilah yang membuat banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukan tindak plagiarisme.
Akar masalah dari plagiarisme tidak disengaja biasanya terkait dengan kurangnya pemahaman tentang etiket akademik dan keterampilan literasi informasi. Banyak mahasiswa belum mendapatkan bimbingan yang memadai tentang cara menulis akademik yang sesuai standar. Mereka sering kali lebih fokus pada penyelesaian tugas ketimbang proses penulisan yang benar.
Selain itu, faktor kebiasaan menyalin informasi dari internet sejak sekolah menengah juga ikut memengaruhi pola pikir mahasiswa. Praktik copy-paste yang dianggap wajar di bangku sekolah terbawa hingga ke jenjang perguruan tinggi, meskipun konteks akademiknya berbeda.
Dengan demikian, plagiarisme tidak disengaja sebenarnya bukan semata-mata masalah individu, tetapi juga masalah sistemik dalam dunia pendidikan. Ketidakmampuan mahasiswa dalam mengelola sumber informasi menjadi salah satu penyebab utama yang harus segera ditangani oleh institusi pendidikan tinggi.
Baca Juga : Plagiarisme dalam Jurnal Internasional: Dampak, Faktor Penyebab, Strategi Pencegahan, dan Tantangan Etika dalam Dunia Akademik Global
Dampak Plagiarisme Tidak Disengaja terhadap Mahasiswa dan Institusi Pendidikan
Plagiarisme tidak disengaja membawa konsekuensi yang serius, meskipun tidak dilakukan dengan niat buruk. Dampak pertama dan paling langsung adalah penurunan integritas akademik mahasiswa. Sekalipun tidak disengaja, karya tulis yang terbukti mengandung plagiarisme akan membuat kualitas akademik mahasiswa dipertanyakan. Hal ini dapat merusak reputasi pribadi mereka dalam lingkup akademik.
Dampak kedua adalah penurunan kualitas pembelajaran. Ketika mahasiswa terbiasa mengambil informasi tanpa mengolahnya secara kritis, mereka kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis, sintesis, dan evaluasi. Padahal, kemampuan tersebut merupakan inti dari pendidikan tinggi.
Ketiga, plagiarisme tidak disengaja juga dapat berdampak pada evaluasi akademik mahasiswa. Banyak perguruan tinggi memiliki aturan ketat mengenai plagiarisme, dan mahasiswa yang terbukti melakukannya bisa mendapatkan nilai rendah, gagal dalam mata kuliah, bahkan terancam sanksi akademik. Hal ini tentu akan menghambat kelancaran studi mereka.
Dari sisi institusi pendidikan, plagiarisme tidak disengaja yang marak di kalangan mahasiswa dapat merusak reputasi universitas. Jika banyak karya ilmiah mahasiswa diketahui mengandung plagiarisme, kredibilitas perguruan tinggi tersebut akan dipertanyakan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Terakhir, plagiarisme juga bisa berdampak pada hubungan perguruan tinggi dengan masyarakat luas. Universitas diharapkan menjadi lembaga yang menjunjung tinggi integritas, etika, dan keilmuan. Kasus plagiarisme yang melibatkan mahasiswa, meski tidak disengaja, tetap akan menurunkan kepercayaan publik terhadap kualitas pendidikan yang diberikan.
Faktor-Faktor Penyebab Plagiarisme Tidak Disengaja Mahasiswa
Plagiarisme tidak disengaja tidak terjadi begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yang saling berkaitan, antara lain:
a. Kurangnya Pemahaman tentang Sitasi dan Referensi
Banyak mahasiswa belum menguasai teknik penulisan sitasi sesuai gaya tertentu (APA, MLA, Chicago, atau IEEE). Mereka merasa sudah cukup jika menuliskan daftar pustaka tanpa menyesuaikan dengan aturan yang berlaku.
b. Rendahnya Literasi Informasi
Kemampuan mahasiswa dalam mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi masih terbatas. Akibatnya, mereka tidak dapat membedakan antara penggunaan wajar dan plagiarisme.
c. Tekanan Akademik dan Deadline Tugas
Mahasiswa sering menghadapi banyak tugas dalam waktu singkat. Kondisi ini membuat mereka lebih memilih cara instan seperti menyalin informasi tanpa memperhatikan etika akademik.
d. Kebiasaan Copy-Paste Sejak Sekolah
Banyak mahasiswa terbiasa menyalin informasi dari internet sejak bangku sekolah, di mana guru tidak selalu menekankan pentingnya orisinalitas karya tulis.
e. Minimnya Pengawasan dan Bimbingan
Tidak semua dosen memberikan bimbingan khusus tentang cara menghindari plagiarisme. Mahasiswa dibiarkan belajar sendiri tanpa arahan yang jelas, sehingga kesalahan teknis dalam menulis referensi sering terjadi.

Strategi Pencegahan Plagiarisme Tidak Disengaja di Perguruan Tinggi
Untuk mencegah terjadinya plagiarisme tidak disengaja, diperlukan upaya sistematis dari mahasiswa, dosen, maupun institusi pendidikan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain:
a. Edukasi tentang Etika Akademik
Perguruan tinggi harus memberikan pelatihan rutin mengenai aturan sitasi, penggunaan referensi, dan etika akademik. Workshop atau mata kuliah khusus literasi informasi bisa menjadi solusi.
b. Penggunaan Software Deteksi Plagiarisme
Aplikasi seperti Turnitin, Grammarly, atau Plagscan dapat membantu mahasiswa dan dosen mendeteksi kesamaan teks sejak awal sebelum karya diserahkan.
c. Peningkatan Literasi Informasi Mahasiswa
Mahasiswa perlu diajarkan cara mencari, mengevaluasi, dan mengolah informasi. Perpustakaan universitas bisa berperan aktif dengan menyediakan modul literasi informasi.
d. Penerapan Sanksi yang Edukatif
Sanksi terhadap plagiarisme harus bersifat mendidik, bukan semata-mata menghukum. Misalnya, mahasiswa diberi kesempatan memperbaiki tugas dengan bimbingan intensif.
e. Budaya Akademik yang Menjunjung Orisinalitas
Institusi pendidikan perlu menumbuhkan budaya akademik yang menghargai karya orisinal. Pemberian penghargaan untuk karya inovatif bisa memotivasi mahasiswa untuk menjauhi plagiarisme.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Pencegahan Plagiarisme
Meskipun strategi pencegahan sudah ada, penerapannya tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya kesadaran mahasiswa. Banyak mahasiswa yang masih menganggap plagiarisme tidak disengaja sebagai hal sepele.
Tantangan lain adalah keterbatasan sumber daya, terutama di perguruan tinggi kecil yang belum memiliki akses ke software deteksi plagiarisme. Selain itu, jumlah dosen yang harus membimbing banyak mahasiswa membuat pengawasan kurang maksimal.
Solusi dari tantangan tersebut antara lain adalah meningkatkan kesadaran mahasiswa melalui sosialisasi berkelanjutan, menyediakan akses gratis software deteksi plagiarisme melalui kerja sama dengan penyedia layanan, serta memperkuat peran pustakawan dan pusat penulisan akademik untuk mendampingi mahasiswa.
Institusi juga perlu menekankan bahwa pencegahan plagiarisme adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya mahasiswa. Kolaborasi antara dosen, pustakawan, dan tenaga administrasi akan menciptakan ekosistem akademik yang lebih sehat dan jujur.
Baca Juga : Cara Mencegah Plagiarisme Akademik untuk Meningkatkan Integritas dan Kualitas Penelitian Ilmiah
Kesimpulan
Plagiarisme tidak disengaja mahasiswa adalah persoalan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak dalam dunia pendidikan tinggi. Meskipun dilakukan tanpa niat buruk, konsekuensinya tetap besar, baik bagi mahasiswa maupun institusi pendidikan.
Fenomena ini biasanya dipicu oleh kurangnya pemahaman tentang sitasi, rendahnya literasi informasi, tekanan akademik, serta minimnya pengawasan. Oleh karena itu, strategi pencegahan seperti edukasi etika akademik, penggunaan software deteksi plagiarisme, dan pembentukan budaya orisinalitas menjadi sangat penting.
Pada akhirnya, mencegah plagiarisme tidak disengaja membutuhkan kerja sama antara mahasiswa, dosen, dan institusi. Dengan pendekatan yang edukatif, konsisten, dan berbasis budaya akademik yang sehat, masalah plagiarisme tidak disengaja dapat diminimalisasi sehingga kualitas pendidikan tinggi tetap terjaga dengan baik.
Dan jika kamu membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah maupun konsultasi lebih lanjut tentang jasa kerjain tugas kuliah lainnya, maka kerjain.org siap membantu. Hubungi Admin Kerjain.org dan ketahui lebih banyak layanan yang kami tawarkan.