Variabel intervening, atau sering disebut juga variabel mediasi (mediating variable), adalah variabel yang berfungsi menjembatani hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Artinya, pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat tidak terjadi secara langsung, melainkan melalui variabel perantara yang disebut variabel intervening. Dalam konteks penelitian sosial, ekonomi, maupun pendidikan, variabel ini sering digunakan untuk menggambarkan proses atau mekanisme yang menjelaskan bagaimana atau mengapa suatu variabel dapat memengaruhi variabel lainnya.
Sebagai contoh, dalam penelitian mengenai pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar, dapat ditemukan bahwa motivasi tidak secara langsung meningkatkan prestasi, melainkan melalui variabel lain seperti kedisiplinan belajar. Dalam kasus ini, kedisiplinan belajar berperan sebagai variabel intervening karena menjembatani pengaruh motivasi terhadap prestasi. Jadi, keberadaan variabel intervening membantu peneliti memahami proses sebab-akibat yang lebih kompleks daripada sekadar hubungan langsung.
Dalam penelitian kuantitatif, variabel intervening juga sering diukur melalui analisis jalur (path analysis) atau model persamaan struktural (Structural Equation Modeling/SEM). Dengan metode ini, peneliti dapat melihat seberapa besar pengaruh tidak langsung yang dimediasi oleh variabel intervening terhadap variabel dependen. Penggunaan variabel ini menjadi sangat penting ketika peneliti ingin membuktikan bahwa suatu pengaruh tidak hanya terjadi karena faktor eksternal, tetapi juga melalui proses internal tertentu.
Secara konseptual, variabel intervening menempati posisi tengah antara variabel independen dan dependen. Keberadaannya tidak hanya memperkaya hasil penelitian, tetapi juga membantu menghasilkan model teoretis yang lebih realistis dan sesuai dengan kondisi empiris. Oleh karena itu, pemahaman yang benar tentang variabel intervening sangat diperlukan, terutama bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau karya ilmiah berbasis penelitian kuantitatif.
Baca Juga : Ukuran Kertas Skripsi: Pengertian, Jenis, Standar Penulisan, Kelebihan, Kekurangan, serta Pentingnya Konsistensi dalam Penyusunan Karya Ilmiah
Jenis-Jenis Variabel Intervening
Variabel intervening dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifat dan peranannya dalam model penelitian. Pembagian ini bertujuan agar peneliti dapat menentukan jenis mediasi yang sesuai dengan hipotesis atau model teoritis yang digunakan.
Pertama, terdapat variabel intervening penuh (full mediation). Jenis ini terjadi ketika pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sepenuhnya melalui variabel intervening. Artinya, tanpa adanya variabel intervening, hubungan antara variabel bebas dan terikat menjadi tidak signifikan. Contohnya, pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja dapat sepenuhnya dimediasi oleh peningkatan kompetensi karyawan. Dalam hal ini, kompetensi menjadi satu-satunya jalur pengaruh antara pelatihan dan produktivitas.
Kedua, variabel intervening sebagian (partial mediation). Jenis ini terjadi jika variabel independen masih memiliki pengaruh langsung terhadap variabel dependen, walaupun sebagian pengaruhnya juga melalui variabel intervening. Misalnya, motivasi kerja dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan, namun sebagian pengaruh tersebut juga dimediasi oleh kepuasan kerja. Artinya, kepuasan kerja menjadi variabel intervening yang memperkuat hubungan antara motivasi dan kinerja.
Ketiga, terdapat variabel intervening kompleks, yaitu variabel yang tidak hanya memediasi satu hubungan, tetapi juga terlibat dalam beberapa jalur pengaruh. Dalam model penelitian besar, variabel seperti ini sering berfungsi sebagai jembatan antara beberapa pasangan variabel, sehingga membentuk sistem hubungan yang saling memengaruhi. Misalnya, dalam penelitian tentang perilaku konsumen, variabel seperti persepsi kualitas produk bisa menjadi perantara antara iklan, harga, dan keputusan pembelian.
Keempat, variabel intervening laten, yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung tetapi dapat diestimasi melalui beberapa indikator. Contoh variabel laten yang sering digunakan adalah kepuasan, loyalitas, atau kepercayaan. Variabel ini biasanya dianalisis dengan pendekatan statistik lanjutan seperti SEM, karena memerlukan validasi indikator yang kompleks.
Terakhir, variabel intervening manifest, yaitu variabel yang dapat diukur secara langsung melalui instrumen seperti kuesioner, observasi, atau data sekunder. Contohnya adalah tingkat pengetahuan, jumlah jam belajar, atau jumlah pelatihan yang diikuti. Dengan memahami berbagai jenis variabel intervening, peneliti dapat lebih tepat dalam memilih metode analisis yang sesuai dengan karakteristik data dan tujuan penelitian.
Manfaat Penggunaan Variabel Intervening
Variabel intervening memiliki banyak manfaat penting dalam penelitian, terutama dalam menjelaskan hubungan antar variabel secara lebih mendalam. Berikut beberapa manfaat utamanya:
- Menjelaskan Proses Hubungan
Variabel intervening membantu menjelaskan bagaimana suatu pengaruh terjadi. Dengan adanya variabel ini, peneliti dapat memahami proses internal yang menjembatani pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. - Meningkatkan Validitas Teoritis
Dengan menambahkan variabel intervening, model penelitian menjadi lebih realistis dan sesuai dengan teori. Hal ini membuat penelitian tidak hanya menguji hubungan langsung, tetapi juga mekanisme sebab-akibatnya. - Memberikan Pemahaman yang Lebih Mendalam
Penelitian yang melibatkan variabel intervening tidak hanya menunjukkan “apakah ada pengaruh”, tetapi juga “mengapa dan bagaimana pengaruh itu terjadi”. Ini sangat penting dalam penelitian sosial dan perilaku. - Meningkatkan Akurasi Analisis
Variabel intervening membantu menghindari kesalahan interpretasi, karena kadang pengaruh antar variabel terlihat lemah atau tidak signifikan jika mediasi tidak diperhitungkan. - Menjadi Dasar Kebijakan atau Rekomendasi Praktis
Dalam penelitian terapan, mengetahui variabel yang berperan sebagai penghubung dapat membantu pembuat kebijakan menentukan strategi yang lebih efektif. Misalnya, mengetahui bahwa kepuasan kerja memediasi hubungan antara kompensasi dan kinerja akan membuat perusahaan fokus pada peningkatan kepuasan karyawan terlebih dahulu.
Dengan manfaat-manfaat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan variabel intervening tidak hanya memperkaya hasil penelitian, tetapi juga membantu peneliti memahami dinamika hubungan yang kompleks secara lebih komprehensif.

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Variabel Intervening
Dalam penelitian, setiap pendekatan memiliki keunggulan dan keterbatasannya masing-masing. Begitu pula dengan penggunaan variabel intervening. Berikut penjelasan kelebihan dan kekurangannya:
Kelebihan:
- Mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat secara lebih jelas dan terstruktur.
- Membantu memperkuat teori dengan memberikan penjelasan tentang proses terjadinya pengaruh antar variabel.
- Dapat meningkatkan nilai R-square dalam model regresi, karena menambahkan jalur pengaruh tidak langsung.
- Memungkinkan peneliti untuk membangun model penelitian yang lebih kompleks dan realistis.
- Memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan atau kebijakan berdasarkan hasil penelitian.
Kekurangan:
- Membutuhkan analisis statistik yang lebih rumit seperti path analysis atau SEM, yang tidak semua peneliti kuasai.
- Pengumpulan data lebih sulit karena harus mengukur lebih dari dua variabel utama.
- Risiko terjadinya bias pengukuran lebih tinggi, terutama jika variabel intervening bersifat laten atau abstrak.
- Jika tidak dirancang dengan baik, model penelitian bisa menjadi terlalu kompleks dan sulit diinterpretasikan.
- Kadang sulit menentukan apakah sebuah variabel benar-benar bersifat intervening atau hanya variabel kontrol biasa.
Meskipun memiliki kekurangan, variabel intervening tetap menjadi komponen penting dalam penelitian modern karena kemampuannya menjelaskan mekanisme yang tidak dapat dijelaskan oleh hubungan langsung semata.
Penerapan Variabel Intervening dalam Penelitian dan Cara Menentukannya
Dalam praktiknya, penggunaan variabel intervening harus direncanakan sejak awal perancangan penelitian. Peneliti perlu memahami teori dan logika hubungan antar variabel agar dapat menentukan variabel yang layak dijadikan perantara. Berikut langkah-langkah dan penerapannya:
- Menentukan Hubungan Teoretis
Peneliti harus mencari teori atau hasil penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa suatu variabel berpotensi menjadi penghubung antara variabel independen dan dependen. - Menyusun Model Penelitian
Buat diagram atau model konseptual yang menunjukkan hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel. Ini membantu memastikan posisi variabel intervening jelas dalam model. - Menentukan Instrumen Pengukuran
Setiap variabel, termasuk variabel intervening, harus memiliki indikator yang dapat diukur secara valid dan reliabel melalui kuesioner, observasi, atau data sekunder. - Melakukan Uji Statistik
Gunakan analisis jalur, regresi bertingkat, atau SEM untuk mengetahui apakah variabel intervening benar-benar memediasi hubungan antara variabel independen dan dependen. - Menafsirkan Hasil dan Implikasi
Jika pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa mediasi terjadi. Hasil ini harus diinterpretasikan berdasarkan teori dan konteks penelitian.
Penerapan langkah-langkah tersebut membuat penelitian lebih sistematis dan hasilnya lebih dapat dipercaya. Peneliti juga dapat mengetahui secara pasti bagaimana hubungan antar variabel bekerja dalam situasi nyata.
Baca Juga : Ucapan Selamat Sidang Skripsi Lucu dan Bermakna: Pengertian, Jenis, Manfaat, Kekurangan, Kelebihan, dan Contoh Terbaik untuk Menghibur Teman yang Baru Lulus Sidang
Kesimpulan
Variabel intervening merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif karena berfungsi menjembatani hubungan antara variabel independen dan dependen. Melalui variabel ini, peneliti dapat menjelaskan proses atau mekanisme terjadinya pengaruh secara lebih mendalam. Terdapat berbagai jenis variabel intervening, mulai dari yang bersifat penuh, sebagian, hingga kompleks dan laten, yang masing-masing memiliki fungsi berbeda sesuai model penelitian.
Penggunaan variabel intervening memiliki banyak manfaat, seperti memperkuat teori, meningkatkan validitas hasil, dan memberikan penjelasan yang lebih detail terhadap fenomena yang diteliti. Namun, penggunaannya juga memiliki tantangan, terutama dalam hal analisis data yang lebih rumit dan kebutuhan pengukuran yang lebih teliti.
Dengan pemahaman yang baik tentang pengertian, jenis, manfaat, kelebihan, dan kekurangannya, peneliti dapat menggunakan variabel intervening secara efektif untuk menghasilkan penelitian yang bermakna, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada akhirnya, pemanfaatan variabel ini akan membantu memperkaya pengetahuan ilmiah serta meningkatkan kualitas hasil penelitian di berbagai bidang ilmu.
Dan jika kamu membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah maupun konsultasi lebih lanjut tentang jasa kerjain tugas kuliah lainnya, maka kerjain.org siap membantu. Hubungi Admin Kerjain.org dan ketahui lebih banyak layanan yang kami tawarkan.