Self-efficacy adalah konsep psikologi yang diperkenalkan oleh Albert Bandura, yang menjelaskan bahwa keyakinan individu terhadap kemampuannya sangat mempengaruhi cara mereka bertindak, berperilaku, dan menyelesaikan tugas. Dalam konteks keperawatan, self-efficacy mengacu pada keyakinan perawat terhadap kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan, melakukan prosedur medis, berkomunikasi dengan pasien, dan mengambil keputusan klinis. Semakin tinggi self-efficacy seorang perawat, semakin besar kemampuannya dalam menghadapi tekanan di lingkungan kerja.
Instrumen self-efficacy menjadi bagian dari upaya sistematis untuk mengukur keyakinan tersebut. Pengukuran dilakukan bukan hanya untuk melihat tingkat percaya diri, tetapi juga untuk menganalisis aspek-aspek yang mendukung kompetensi perawat, seperti keterampilan klinis, komunikasi, pengetahuan, dan kemampuan manajemen. Instrumen ini juga dapat mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan kapasitas.
Pentingnya instrumen self-efficacy pada perawat semakin menonjol seiring meningkatnya kompleksitas layanan kesehatan. Perawat bukan hanya penyedia layanan, tetapi juga pendidik kesehatan, advokat pasien, dan pengambil keputusan klinis yang memiliki dampak langsung terhadap keselamatan pasien. Oleh karena itu, memahami tingkat self-efficacy dapat membantu organisasi kesehatan dalam merancang pelatihan dan bimbingan yang tepat.
Konsep self-efficacy pada perawat juga berkaitan erat dengan motivasi kerja. Perawat yang memiliki self-efficacy tinggi biasanya lebih proaktif, lebih cepat mengambil tindakan, dan memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap perubahan. Sebaliknya, self-efficacy rendah dapat menyebabkan penurunan kinerja, keraguan dalam mengambil keputusan, dan risiko burnout lebih tinggi.
Dengan demikian, instrumen self-efficacy menjadi alat yang tidak hanya berfungsi sebagai pengukuran, tetapi juga sebagai dasar pengambilan keputusan dalam peningkatan kualitas tenaga kesehatan, penyusunan pelatihan, dan pengembangan kompetensi perawat secara berkelanjutan.
Baca Juga : Instrumen Selfish dalam Perilaku Manusia: Pengertian, Jenis, Manfaat, Kekurangan, dan Kelebihan dalam Kehidupan Sehari-hari
Jenis Instrumen Self-Efficacy dalam Keperawatan
Dalam dunia keperawatan, terdapat berbagai jenis instrumen self-efficacy yang disesuaikan dengan kebutuhan evaluasi. Instrumen ini dapat mencakup self-efficacy umum maupun self-efficacy spesifik sesuai lingkungan kerja perawat. Salah satu jenis instrumen yang sering digunakan adalah General Self-Efficacy Scale (GSES), yang mengukur tingkat keyakinan umum seseorang dalam menghadapi situasi. Namun, untuk keperawatan, GSES sering dimodifikasi atau dilengkapi instrumen tambahan agar sesuai dengan konteks klinis.
Jenis instrumen berikutnya adalah Nursing Self-Efficacy Scale (NSES), yaitu alat yang dirancang secara khusus untuk menilai keyakinan perawat terhadap kompetensi keperawatan profesional. Instrumen ini mencakup domain kemampuan klinis, komunikasi, pengambilan keputusan, dan manajemen stres. NSES biasanya digunakan dalam penelitian atau evaluasi staf untuk mengetahui tingkat kesiapan perawat dalam menangani pasien.
Selain instrumen tersebut, terdapat juga instrumen self-efficacy berbasis spesialisasi, misalnya Self-Efficacy in Clinical Performance (SECP) untuk perawat pemula, Critical Care Nursing Self-Efficacy Scale untuk perawat ICU, dan instrumen self-efficacy dalam keperawatan gawat darurat. Instrumen berbasis spesialisasi ini memungkinkan penilaian yang lebih detail sesuai tugas dan tantangan masing-masing bidang keperawatan.
Instrumen self-efficacy dapat berbentuk skala Likert, wawancara terstruktur, maupun observasi. Meskipun skala Likert paling umum digunakan, kombinasi beberapa metode sering kali memberikan hasil yang lebih akurat dan komprehensif. Hal ini karena self-efficacy bersifat subjektif dan dipengaruhi banyak faktor.
Keberagaman instrumen ini memberikan fleksibilitas bagi institusi kesehatan dalam memilih alat ukur yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan instrumen yang tepat, evaluasi dapat dilakukan secara sistematis dan hasilnya lebih dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Manfaat Instrumen Self-Efficacy bagi Perawat
Instrumen self-efficacy memberikan berbagai manfaat penting, terutama dalam peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Beberapa manfaat utamanya meliputi:
- Meningkatkan pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan perawat dalam menjalankan tugas klinis.
- Menjadi dasar dalam perencanaan pelatihan, pendidikan berkelanjutan, dan workshop sesuai kebutuhan individu.
- Memperkuat motivasi kerja, karena perawat dapat mengetahui aspek yang sudah dikuasai dan yang perlu ditingkatkan.
- Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien, karena perawat yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung lebih teliti, percaya diri, dan responsif terhadap situasi klinis.
- Membantu manajemen rumah sakit dalam memetakan kompetensi tenaga keperawatan untuk penempatan tugas yang lebih tepat.
Manfaat-manfaat ini menunjukkan bahwa instrumen self-efficacy bukan hanya alat ukur, tetapi bagian penting dari sistem manajemen tenaga kesehatan.

Kelebihan dan Kekurangan Instrumen Self-Efficacy
Dalam penggunaannya, instrumen self-efficacy memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Kelebihan:
- Mudah digunakan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk pengisian.
- Dapat memberikan gambaran cepat tentang keyakinan perawat terhadap kemampuan mereka.
- Dapat digunakan pada berbagai setting, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun institusi pendidikan.
- Fleksibel dan dapat dimodifikasi sesuai konteks kebutuhan.
- Mendukung pengembangan kompetensi dan evaluasi program pelatihan dengan data yang terukur.
Kekurangan:
- Bersifat subjektif sehingga hasil dapat dipengaruhi oleh suasana hati atau kondisi emosional perawat.
- Tidak selalu mencerminkan kemampuan nyata karena self-efficacy menilai keyakinan, bukan keterampilan langsung.
- Memerlukan instrumen pendamping seperti observasi klinis agar hasil lebih objektif.
- Instrumen yang terlalu umum dapat kehilangan sensitivitas dalam konteks keperawatan spesifik.
- Ada kemungkinan interpretasi yang berbeda antar pengisi, sehingga validitas perlu dijaga melalui pelatihan penggunaan instrumen.
Implementasi Instrumen Self-Efficacy dalam Praktik Keperawatan
Implementasi instrumen self-efficacy pada perawat dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, institusi menentukan instrumen yang paling sesuai dengan kebutuhan evaluasi. Setelah itu, perawat diberikan penjelasan mengenai tujuan dan cara pengisian agar hasil tidak bias. Pengisian biasanya dilakukan secara berkala, misalnya setiap tiga atau enam bulan, untuk melihat perkembangan keyakinan profesional perawat.
Tahap berikutnya adalah analisis hasil. Data yang diperoleh dari instrumen digunakan sebagai dasar untuk merancang pelatihan, mentoring, atau supervisi. Jika ditemukan bahwa perawat memiliki tingkat self-efficacy rendah pada bidang tertentu, misalnya tindakan gawat darurat atau komunikasi terapeutik, maka program pelatihan dapat difokuskan pada area tersebut. Dengan pendekatan ini, peningkatan kompetensi dapat dilakukan secara lebih terarah.
Implementasi instrumen self-efficacy juga berdampak positif terhadap budaya organisasi. Rumah sakit yang rutin melakukan penilaian ini cenderung memiliki lingkungan kerja yang lebih suportif. Perawat merasa dihargai karena diberi kesempatan untuk meningkatkan diri melalui evaluasi dan pembinaan. Selain itu, data self-efficacy dapat digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien, terutama dalam mengantisipasi risiko yang muncul akibat keraguan atau kurangnya keterampilan.
Dalam jangka panjang, penggunaan instrumen self-efficacy dapat membantu meningkatkan profesionalisme perawat secara keseluruhan. Perawat yang memiliki self-efficacy tinggi lebih siap dalam mengambil keputusan klinis, bekerja sama dengan tim, dan menghadapi tekanan pekerjaan. Hal ini berkontribusi langsung terhadap kualitas layanan kesehatan.
Baca Juga : Instrumen Efikasi Diri sebagai Dasar Pengukuran Keyakinan Individu dalam Mengembangkan Potensi, Mengelola Tantangan, dan Mencapai Tujuan Pribadi
Kesimpulan
Instrumen self-efficacy perawat merupakan alat penting dalam menilai keyakinan profesional perawat terhadap kemampuan mereka dalam menjalankan tugas klinis. Dengan pemahaman mengenai pengertian, jenis, manfaat, kelebihan, dan kekurangannya, institusi kesehatan dapat menggunakan instrumen ini sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi tenaga keperawatan. Pengukuran self-efficacy tidak hanya membantu meningkatkan kinerja perawat, tetapi juga berdampak langsung terhadap mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Implementasi yang tepat dan berkelanjutan akan membangun tenaga perawat yang lebih percaya diri, profesional, dan mampu menjawab tantangan dunia kesehatan modern. Artikel ini menegaskan bahwa self-efficacy bukan hanya aspek psikologis, tetapi fondasi penting dalam pembentukan tenaga kesehatan yang berkualitas tinggi.
Dan jika kamu membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah maupun konsultasi lebih lanjut tentang jasa kerjain tugas kuliah lainnya, maka kerjain.org siap membantu. Hubungi Admin Kerjain.org dan ketahui lebih banyak layanan yang kami tawarkan.