Dalam dunia akademik modern, salah satu tantangan terbesar adalah menjaga orisinalitas karya ilmiah. Skripsi, sebagai karya ilmiah akhir mahasiswa, harus disusun dengan menjunjung tinggi etika akademik. Untuk memastikan hal tersebut, banyak perguruan tinggi memanfaatkan aplikasi deteksi kesamaan teks, salah satunya adalah Turnitin. Turnitin digunakan secara luas sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi tingkat kesamaan atau similarity index dalam suatu dokumen dengan berbagai sumber yang ada di internet maupun basis data akademik.
Secara sederhana, Turnitin bekerja dengan cara membandingkan teks dalam dokumen yang diunggah dengan miliaran dokumen lain yang ada di servernya. Dari proses perbandingan ini, aplikasi akan menghasilkan persentase kemiripan yang disebut sebagai similarity report. Angka ini bukanlah ukuran mutlak plagiarisme, melainkan indikator yang harus dianalisis lebih lanjut oleh dosen atau penguji.
Penggunaan Turnitin dalam skripsi sangat penting karena bisa mendeteksi kesamaan yang tidak disengaja, seperti kutipan yang kurang tepat atau parafrasa yang masih terlalu mirip dengan sumber aslinya. Dengan demikian, mahasiswa memiliki kesempatan untuk memperbaiki karya mereka sebelum akhirnya diajukan sebagai skripsi resmi.
Turnitin tidak dimaksudkan untuk menghukum, melainkan sebagai sarana edukatif agar mahasiswa belajar menulis dengan benar, memahami etika pengutipan, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap cara kerja Turnitin dan interpretasi hasilnya menjadi sangat penting, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi dosen pembimbing.
Dengan perannya yang krusial, Turnitin kini bukan lagi sekadar alat bantu teknis, melainkan bagian dari budaya akademik yang menekankan kejujuran, integritas, serta tanggung jawab ilmiah dalam penulisan skripsi.
Baca Juga : Turnitin untuk Mengecek Plagiasi dalam Penulisan Ilmiah, Skripsi, dan Karya Akademik Mahasiswa di Era Digital
Standar Batas Maksimal Turnitin dalam Skripsi
Setiap perguruan tinggi memiliki aturan yang berbeda-beda mengenai batas maksimal persentase similarity pada Turnitin. Namun, secara umum, banyak universitas di Indonesia menetapkan batas maksimal antara 20% hingga 30%. Angka ini dianggap masih wajar karena sebagian besar karya ilmiah pasti akan memiliki kesamaan dengan dokumen lain, terutama pada bagian teori, definisi, atau istilah teknis yang sulit diubah.
Batas maksimal ini tidak bersifat mutlak, melainkan bergantung pada konteks kesamaan teks. Misalnya, similarity sebesar 25% yang sebagian besar berasal dari kutipan langsung dengan format yang benar masih bisa diterima. Sebaliknya, similarity 15% tetapi berasal dari hasil copy-paste tanpa pengutipan yang tepat jelas akan dianggap sebagai pelanggaran etika akademik.
Alasan penetapan batas ini adalah untuk mendorong mahasiswa melatih keterampilan parafrasa dan berpikir kritis. Mereka tidak boleh hanya menyalin teori atau hasil penelitian orang lain, tetapi juga harus mampu mengolah informasi tersebut menjadi tulisan yang memiliki gaya bahasa sendiri. Hal ini menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur serta menyajikannya dalam bentuk analisis yang orisinal.
Selain itu, batas maksimal Turnitin juga penting untuk menjaga kualitas akademik. Bayangkan jika skripsi mahasiswa hanya berupa rangkuman dari berbagai jurnal tanpa adanya kontribusi pemikiran baru. Hal itu tentu merugikan dunia akademik, karena karya ilmiah seharusnya menambah wawasan, bukan sekadar mengulang informasi yang sudah ada.
Dengan adanya standar batas maksimal, mahasiswa memiliki pedoman yang jelas. Mereka tidak hanya dituntut untuk mencapai target angka tertentu, tetapi juga memahami makna di balik angka tersebut, yakni menulis dengan jujur, kreatif, dan bertanggung jawab.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Similarity Turnitin
Tingkat similarity pada Turnitin tidak semata-mata mencerminkan plagiarisme. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi hasilnya, baik dari sisi teknis maupun akademik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan:
a. Teknik Parafrasa
Mahasiswa yang kurang terampil dalam parafrasa seringkali hanya mengganti beberapa kata dalam kalimat asli. Hal ini tetap akan terdeteksi oleh Turnitin karena struktur kalimat masih sama dengan sumber aslinya.
b. Penggunaan Kutipan
Kutipan langsung yang ditulis berulang-ulang, meskipun benar secara teknis, dapat meningkatkan similarity. Oleh sebab itu, penggunaan kutipan sebaiknya dibatasi pada bagian penting saja.
c. Bagian Skripsi yang Memang Sama
Beberapa bagian seperti daftar pustaka, metode penelitian, atau definisi konsep sering menghasilkan kesamaan tinggi. Hal ini wajar, tetapi tetap perlu diperiksa.
d. Basis Data Turnitin
Hasil similarity sangat dipengaruhi oleh luasnya basis data yang dimiliki Turnitin. Semakin banyak sumber di dalamnya, semakin besar kemungkinan teks skripsi terdeteksi mirip.
e. Kesalahan Teknis Mahasiswa
Kadang, mahasiswa mengunggah skripsi dengan format yang tidak sesuai, seperti masih berisi draft dengan catatan, sehingga similarity menjadi lebih tinggi.

Strategi Efektif Menurunkan Persentase Turnitin
Agar skripsi memenuhi standar batas maksimal similarity, mahasiswa perlu menerapkan berbagai strategi. Berikut beberapa cara yang terbukti efektif:
a. Menguasai Teknik Parafrasa
Pelajari cara mengubah struktur kalimat, memilih sinonim yang tepat, dan menyampaikan ide dengan gaya bahasa sendiri. Jangan hanya mengganti kata, tetapi pahami makna dari sumber bacaan.
b. Menggunakan Kutipan dengan Bijak
Gunakan kutipan langsung hanya ketika benar-benar diperlukan, misalnya untuk definisi yang tidak bisa diubah atau pernyataan penting dari tokoh utama. Sisanya, usahakan ditulis dengan parafrasa.
c. Memanfaatkan Fitur Kutipan dan Referensi
Gunakan aplikasi manajemen referensi seperti Mendeley atau Zotero agar format kutipan sesuai dengan aturan akademik. Kutipan yang ditulis dengan benar akan lebih mudah dianalisis oleh dosen sebagai kesamaan yang wajar.
d. Menyusun Kalimat Berdasarkan Pemahaman
Setelah membaca literatur, tutup kembali sumber bacaan, lalu tuliskan dengan bahasa sendiri berdasarkan pemahaman. Teknik ini terbukti mengurangi kemiripan dengan sumber asli.
e. Konsultasi Rutin dengan Dosen Pembimbing
Dosen bisa memberikan arahan apakah tulisan mahasiswa sudah cukup orisinal atau masih perlu perbaikan. Dengan konsultasi, mahasiswa tidak hanya fokus pada angka Turnitin, tetapi juga pada kualitas tulisan.
Tantangan dan Solusi dalam Penggunaan Turnitin pada Skripsi
Penggunaan Turnitin tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah pemahaman mahasiswa yang masih terbatas. Banyak mahasiswa hanya fokus pada angka similarity tanpa memahami makna di baliknya. Mereka sering cemas berlebihan meski similarity berasal dari bagian yang wajar, seperti daftar pustaka.
Tantangan lain adalah keterbatasan kemampuan akademik mahasiswa dalam menulis. Tidak semua mahasiswa terbiasa melakukan parafrasa atau menulis dengan gaya ilmiah. Akibatnya, mereka cenderung menyalin langsung dari sumber.
Selain itu, ada juga tantangan teknis seperti keterbatasan akses Turnitin di beberapa kampus. Tidak semua mahasiswa bisa memeriksa skripsi mereka secara mandiri, karena akun Turnitin biasanya hanya dimiliki perpustakaan atau dosen tertentu.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa solusi dapat dilakukan. Pertama, kampus perlu memberikan pelatihan literasi akademik sejak awal, bukan hanya menjelang skripsi. Mahasiswa harus terbiasa menulis ilmiah sejak semester awal. Kedua, perlu adanya sosialisasi yang jelas tentang interpretasi Turnitin, sehingga mahasiswa tidak salah paham dengan angka similarity. Ketiga, kampus sebaiknya menyediakan akses reguler ke Turnitin agar mahasiswa bisa melakukan pengecekan mandiri sebelum mengunggah versi akhir skripsi.
Dengan langkah-langkah tersebut, Turnitin bisa benar-benar berfungsi sebagai sarana pembelajaran, bukan hanya alat administratif untuk lulus sidang skripsi.
Baca Juga : Cara Menggunakan Aplikasi Turnitin
Kesimpulan
Turnitin memiliki peran penting dalam menjaga integritas akademik, khususnya dalam penulisan skripsi. Dengan adanya batas maksimal similarity yang ditetapkan, mahasiswa terdorong untuk belajar menulis secara orisinal, memahami literatur, dan menyajikan karya yang berkualitas.
Meski sering menimbulkan kecemasan, Turnitin sebenarnya bukan alat untuk menghukum, melainkan untuk mendidik. Mahasiswa perlu melihatnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki tulisan, bukan sebagai penghalang kelulusan.
Akhirnya, keberhasilan penulisan skripsi tidak hanya ditentukan oleh rendahnya angka Turnitin, tetapi juga oleh sejauh mana mahasiswa mampu menyampaikan ide dan penelitian mereka dengan cara yang jujur, kritis, dan berkontribusi pada dunia akademik. Dengan pemahaman yang tepat, Turnitin dapat menjadi sahabat dalam menulis skripsi, bukan ancaman.
Dan jika kamu membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah maupun konsultasi lebih lanjut tentang jasa kerjain tugas kuliah lainnya, maka kerjain.org siap membantu. Hubungi Admin Kerjain.org dan ketahui lebih banyak layanan yang kami tawarkan.